Alamat
Jl. Cendekia No.22 Ngampel, Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62181
Telepon
(0353) 3410001
Email
webcendekia22@gmail.com
7 Juli 2023 STIE Cendekia Bojonegoro mengadakan kegiatan rutin yang dilakukan 1 kali dalam satu bulan, dimana pada kegiatan rutin ini terdapat dua pemateri yang mana pemateri pertama adalah dari mahasiswa dan pemateri kedua adalah dari tamu. Kegiatan ini selain menambah wawasan keislaman bagi civitas akademika juga sebagai wadah untuk belajar mahasiswa untuk berbicara didepan banyak orang sebelum kelak terjun ke masyarakat setelah lulus dar STIE Cendekia Bojonegoro.
Materi pertama kali ini dibawakan oleh Sri Muntamah , mahasiswi prodi manajemen semester 4 tentang Semangat hidup, semua yang kita rasakan sekarang sudah pernah dirasakan oleh Nabi Muhammad, kalau kita merasakan bahagia Nabi Muhammad juga pernah merasakan nya,kalau kita khawatir akan masa depan, Nabi Muhammad pun pernah merasakan nya.
Lebih lanjut, mahasiswi yang akrab dipanggil dengan sapaan mbk Sri ini menjelaskan tentang surat Ad-Duha dari ayat satu hingga akhir, belajar dari surat Ad-Duha mbk Sri memberikan motivasi kepada teman teman nya bahwa apa yang dialami Nabi Muhammad itu adalah contoh kesabaran yang luar biasa, mulai dari dicaci-maki, menjadi anak yatim, dan banyak hal lainnya, sehingga kita tinggal meneladani apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad.
Pemateri kedua dibawakan oleh Ustadz Agung Prilakusuma, Lc., M.Phil dari Semarang dengan tema kali ini menjalin ukhuwah dengan husnudzon, di bulan Dzulhijjah ini identik dengan ibadah haji, dimana dalam ibadah ini terangkai dalam bentuk ukhuwah islamiah yang mana menjiwai pergaulan atas nama Islam. Salah satu pilar dalam ukhuwah adalah husnudzon terhadap sesama muslim.
Hakikat Dzhan, biasanya ditemui dalam kitab usul fikih, yang pertama ‘ILM yaitu mengetahui sesuatu sebagaimana ia sebenarnya, kedua JAHL itu tidak ada definisi nya, definisinya ketiadaan ilmu. JAHL ada 2 yaitu jahl sederhana yaitu ketidaktahuan, obatnya diberi tahu, kedua adalah jahl murakkab dimana ia tidak tahu dan meyakini kesalahan adalah sebuah kebenaran.
Sedangkan zhann, syakk, wahm adalah istilah dalam sebuah pengertian. Namun kita sebagai muslim harus mempelajari agar kita tahu dan menjaga prasangka kita. Karena prasangka yang baik menunjukkan qalb yang baik dan sehat, demikian pula sebaliknya. Bliau lebih lanjut menjelaskan agar kita sebagai umat manusia agar lebih hati-hati dalam berprasangka karena prasangka kita bisa jadi zhann, syakk atau jangan-jangan malah menjadi jahn murakkab, dimana kita tidak tahu tapi malah meyakini kesalahan atas ketidak tahuan itu. Naudzubillahi min dzalik.